tes

Selasa, 01 Desember 2015

INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT


PERTUMBUHAN INDIVIDU

A.      PENGERTIAN INDIVIDU

“individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr.A.Lysen. Setiap individu mempunyai corak sifat dan tabiat yang berbeda.

Hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial kebersamaan.

Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Konflik mungkin terjadi karena pola tingkah laku spesifik dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat sekitarnya.

Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada dua kemungkinan: menyimpang dari norma kolektif kehilangan indvidualitasnya atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat setiap adanya tokoh pahlawan atau pengacau.

B.      PENGERTIAN PERTUMBUHAN

Pertumbuhan merupakan suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa, perubahan ini disebut juga proses. Timbul beberapa pendapat mengenai pertumbuhan dari berbagai aliran, yaitu:

1.       Aliran Asosiasi

Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiri luar melalui panca indra yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menumbulkan reflextions.

2.       Aliran Psikologis Gestalt

Pertumbuhan adalah proses diferensasi. Dalam proses ini yang menjadi hal pokok adalah keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Kemudian kita mengenal konsepsi aliran sosiologi dimana ahli dari pengikut aliran ini menganggap bahwa pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

C.      FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN

1.       Pendirian Nativistik

Menurut para ahli dari golongan ini berendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para ahli dari golongan ini menunjukkan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya.



2.       Pendirian Emperistik dan Environmentalistik



pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari paham emperisme.

paham ini didalam pertumbuhan individu itu baik dasar maupun lingkungan keduanya memegang peranan penting. Bakat atau dasar sebagai kemungkinan ada pada masing-masing individu namun bakat dan dasar yang dipunyai itu perlu diselaraskan dengan lingkungan yang dapat tumbuh dengan baik.  Disamping harus adanya dasar, juga perlu dipertimbangkan masalah kematangan (readiness), misalnya anak yang normal berusia enam bulan, walaupun anak tersebut hidup diantara manusia-manusia lain ada kemungkinan juga anak itu tak akan dapat berjalan karena belum matang untuk melakukan hal itu.

3.       Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme

Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.

4.       Tahap Pertumbuhan Individu berdasar Psikologi

Pertumbuhan individu sejak lehir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut:

a.       Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun.

Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan.

b.      Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kra-kira 7,0 tahun.

Masa estetik ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenernya kata estetik diartikan bahwa masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera.

Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut demam menghendaki, dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan, akan tetapi kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikan, dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya. Dalam hal ini kadang-kadang dia melanggar apa yang dilarang dan tidak mengerjakan hal yang diharuskan.

c.       Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun.

d.      Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun.



a.       Masa Intelektual (masa keserasian bersekolah)

Ada beberapa sifat khas pada anak-anak pada masa ini antara lain:

1.       Adanya korelasi posistif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.

2.       Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional

3.       Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.

4.       Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting.

5.       Senang membangdingkan-bandingkan dirinya dengan anak lain, bila hal itu menguntungkan, dalam hubungan ini ada kecenderungan untuk merehkan anak lain.

6.       Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.

7.       Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar.

8.       Gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.

Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa pueral. Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian, sifat-sifat khas anak-anak masa pueral itu dapat diringkas ke dalam dua hal yaitu :

1.       Ditujukan untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah laku dan perbuatan yang ditujukan berkuasa.

2.       Tingkah laku ekstovers yaitu perbuatan yang berorientasi ke luar dirinya, yang dapat mendorong untuk menyaksikan keadaan-keadaan dunia diluar dirinya dan untuk mencari meraka dorongan bersaing besar sekali sehingga  dalam persaingan itulah anak-anak puer mendapatkan sosialisasi lebih lanjut.

Suatu hal yang penting pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru  sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru sebagai pemegang otoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem dikalangan mereka.

b.      Masa remaja

Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena mempunyai sifat-sifat khas yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Untuk inilah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi yang dewasa. Pada dasarnya ini masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu :

1.       Masa pra remaja

Penggunaan isitilah pra remaja ini hanya untuk menunjukan satu masa yang mengikuti masa pueral yang berlangsung secra singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif. Terjadinya gejala-gejala negatif itu pada umumnya berpangkal pada biologis yaitu mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin, yang dapat membawa perubahan-perubahan dengan cepat dalam diri si remaja yang sering kali perubahan-perubahan yang cepat ini belum mereka fahami sehingga dapat menimbulkan rasa ragu-ragu, kurang pasti dan bersifat malu.

2.       Masa Remaja

Dalam fase ini (masa negatif) untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya. Disinilah mulai timbul dalam diri remaja itu dorongan untuk mencari pedoman hidup yaitu mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijujung tinggi, dan dipuja-puja.

Proses terbentuknya pendirian hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup tersebut melewati tiga langkah, yaitu :

1.       Karena tiadanya pedoman hingga mereka merindukan sesuatu yang dapat dianggap bernilai, pantas hidupnya.

2.       Obyek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai tertetu.

3.       Para remaja lebih dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, niali dapat ditangkap dan dipahaminya sebagai sesuatu yang abstrak.

Penentuan pilihan dan pemikiran hidup mengalami jatuh bangun. Jadi, mereka harus menguji nilai-nilai yang dipilihnya dalam kehidupan praktis dimasyarakat. Setelah diketahui bahwa nilai-nilai yang dipilihnya itu tahan uji, maka mereka pilihlah pendirian hidupnya.

c.       Masa usia mahasiswa

     Masa umur mahasiswa dapat digolongkan pemuda-pemuda yang berusia sekitar 18,0 tahun sampai 30,0 tahun. Mereka dapat dikelompokkan pada masa remaja akhir sampai dewasa awal atau dewasa madya. Mahasiswa ini termasuk kelompok khusus dalam masyarakat maka mereka mulai mempersiapkan diri untuk menerima tugas-tugas pimpinan dimasa mendatang. Oleh karena itu mereka mulai mempelajari berbagai aspek kehidupan. Sebagai remaja pimpinan dipelajari dan dipersiapkan selama usia mahasiswa ini, misalnya kebudayaan keluarga, kemampuan memimpin, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan menyesuaikan diri secara sosial.

Mahasiswa akan mengalami perubahan secara perlahan demi sikap hidup yang idealistik ke sikap hidup yang realistik. Dengan demikian keinginan-keinginan yang kurang realistik dalam dirinya dan realitas dalam lingkungannya telah terganti dengan yang lebih berdasar kepada realistis. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa dikalangan mahasiswa tidak ada idealisme, justu pada mahasiswa ini banyak terdapat idealisme tetapi idealisme yang realistik yaitu yang dapat diterapkan dalam tindakan.

Dengan uraian-uraian ini diharapkan adanya suatu pemahaman mengenai manusia sebagai individu. “manusia merupakan makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap itu merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiaannya, termasuk kecakapannya sendiri.”

Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar keberadaannya. Karena dari sinilah kita akan baru bisa memahami seseorang individu seperti kata johnson.

        “.......person are what they are always in social context..... the solitary person is unreal, abstract, artifical, abnormal........”

Kehadiran individu dalam suatu masyarakat ditandai oleh perilaku individu yang berusaha menempatkan dirinya dihadapan individu-individu lainnya yang telah mempunyai pola-pola perilaku yang sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan ditempat ia merupakan bagiannya. Disini individu akan berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilaku yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada.

Perilaku yang telah ada pada dirinya bisa adjustable, artinya ia bisa menyesuaikan diri. Namun ia bisa juga mengalami maladjustment, yaitu gagal menyesuaikan diri. Mengapa terjadi kegagalan? Kita bisa menelusuri kembali bentukan perilaku itu. Kepribadian mewujudkan perikelakuan manusia.

Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari individu untuk menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh drinya, tetapi juga didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.

B.  Pengertian Keluarga

Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan. Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sendiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

FUNGSI KELUARGA

     Keluarga ialah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group.

     Keluarga biasanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anaknya. anak anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri dan kemudian belajar melalui pengenalan itu. Apa yang dilihatnya, pada akhirnya akan memberinya suatu pengalaman individual. Dari sinilah mulai dikenal sebagai individu. Individu ini pada tahap selanjutnya mulai merasakan bahwa telah ada individu-individu lainnya yang berhubungan secara fungsional.

a.       Pengertian fungsi keluarga

Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut dengan fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu.

b.      Macam-macam fungsi keluarga

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan kedalam beberapa fungsi, yaitu:

·         Fungsi biologis

Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologi bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.

·         Fungsi pemeliharaan

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat dapat terlindungi dari gangguan-gangguan sebagai berikut:

1.       Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah.

2.       Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat obatan.

3.       Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan pagar tembok dan lain-lain.

     Bila dalam fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah barang tertentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu masyarakat yang telepas/terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.



·         Fungsi ekonomi

Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu:

1.       Kebutuhan makan dan minum.

2.       Kebutuhan pakaian untuk menutupi tubuhnya.

3.       Kebutuhan tempat tinggal.

Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orng tua mewajibkan untuk berusaha keras agar setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.

Sehubungan dengan fungsi ini keluarga juga berusaha melengkapi kebutuhan jasmani dimana keluarga (orang tua) diwajibkan berusaha agar anggotanya mendapat perlengkapan hidup yang bersifat jasmaniah baik yang bersfat umum maupun yang bersifat individual.

·         Fungsi keagamaan

Dinegara indonesia yang berideologi pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan pancasila didala perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan keluarga yang pancasila.

Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan yang maha esa.

·         Fungsi sosial

Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.

Dalam buku ilmu sosial dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakkan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a.       Pembentukan kepribadian, dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuan untuk memprduksikan serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan dengan keturunannya. Mulai sejak anak-anak bertatih-tatih belajar berjalan sampai dengan usia sekolah dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, lingkungan keluarga yang bertitik-titik sentral pada ayah dan ibu secara intensif membentuk sikap dan kepribadian anak-anaknya.

b.       Erat kaitannya dengan butir a, keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan struktur masyarakat tertentu.

c.        Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunsi. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.

d.      Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian. Dalam  masyarakat primitif biasanya terdapat sistem  kekeluargaan yang sangat luas. Akan tetapi, kehidupan perekonomian masih belum berkembang. Pada kelompok-kelompok masyarakat yang lebih kompleks tetapi, belum masuk pada era masyarakat industri, perekonomian mereka sudah mulai berkembang. Namun begitu ikatan-ikatan kekeluargaan masih terjalin kuat dan sering mempengaruhi atau menguasai bidang perekonomian mereka.

e.      Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan anak-anak (baik anak laki-laki ataupun perempuan) dibangun balai pendidikan. Balai pendidikan akan dimiliki oleh “keluarga besar” (terdiri dari beberapa keluarga baih) atau juga dimiliki oleh keluarga batih. Dalam  masa pendidikan, anak laki-laki atau perempuan mempunyai tempat sendiri-sendiri, namun harus tetap tinggal  di balai pendidikan yang terpisah.

3) Pengertian Masyarakat

Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.

Kemudian pendapat dari Prof. M.M.Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.

Jelasnya: Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

Menilik kenyataan dilapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).

a.)    Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.

(a)    Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai organisasi kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cangkupan nasional, regional maupun internasional. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.

A.      Kelompok primer

Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok “face to face group”, sebab anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.

Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok kerja, kelompok agama, dan lain sebagainya.

(b)   Kelompok Sekunder

Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.

Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Ruah Tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi. Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.

(1)    Masyarakat Industri

Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat yang merupakan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.

         Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.

Abad ke-15 sebagai pangkal tolak dari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Semula pembagian kerja antara majjikan dan buruh atau mereka yang magang bekerja berjalan serasi, sehingga konflik jarang terjadi.

Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Majikan sebagai pemilik modal monopoli posisi-posisi tertentu, sehingga menimbulkan konflik. Akibat terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh dengan keinginan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah.

4.      HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

a.      Makna Individu

Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.

Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya. Suatu rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya. Suatu keindahan ia kagumi dan ia nikmati melalui indera mata dan indera mata dan indera perasaan yang berbaut menjadi satu kesatuan.

kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psy-cho-physik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (W.A. Gerungan, 1980 : 28). anak kembar. Dua individu manusia yang berasal dari satu keturunan yang sama. Bersumber dari satu indung telur, tetapi toh-tetap memiliki karakter ramah, tamah, periang, dan mudah bergaul dengan teman-teman sebaya dalam lingkungannya. Anak yang satu lagi bersifat tertutup, pemalu, sukar bergaul dengan teman-teman sebaya dan lingkungannya.

Sejak anak manusia dilahirkan ia membutuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya.

b.      Makna keluarga

Keluarga satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat manusia.

1.      Hubungan suami – isteri :

Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu  yang singkat saja.

2.      Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.

Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwa calon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-orang tua mereka.

3.      Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.

Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misal: Di batak. Ini disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di mana kekuasaan terletak pada wanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara perempuannya.

4.      Milik atau harta benda keluarga

Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya.

5.      Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.



Makna Masyarakat

masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya territorial, bangsa golongan mahasiswa masyarakat jawa, masyarakat sunda, masyarakat minang, masyarakat jawa, masyarakat tani dan sebagainya, dipakailah kata masyarakat itu dalam arti yang sempit.

bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

a.      Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan manusia binatang.

b.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.

c.       Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.



Sejak lahir, manusia mempunyai 2 hasrat/keinginan, yakni:

-          Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekililingnya (yaitu masyarakat), milieu sosial.

-          Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekililingnya.



Manusia sebagai makhluk sosial manapun tersusun dalam kelompok-kelompok. Fakta ini menunjukan manusia mempunyai sosial akan pembawaan dalam pergaulan dengan sesamanya seperti hasrat bergaul dan sebagainya.

Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:

1.       Setiap anggota harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain kelompoknya

2.       Ada hubungan timbal balik antara anggota-anggotaya.

3.       Ada suatu faktor yang di miliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan sebagainya,

        Sesungguhnya telah kita bedakan dua pengertian yang contras, namun kodratnya manusia itu adalah “makhluk sosial” bukan makhluk individual. bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah sudah pada kodratnya.

PEMUDA DAN SOSIALISASI



1.       INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI

Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.

                Norma-norma ini kadang-kadang dibedakan antara norma-norma :

1)      Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma-norma kepercayaan yang betujuan agar manusia beriman,dan norma kesusilaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.

2)      Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hokum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertijuan untuk mencapai kedamaian hidup.

Masalah  pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungan dengan generasi yang lebih tua.

Proses perubahan terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) atau dengan besar-besaran sehingga orang sukar mengendalikan perubahan yang terjadi,bahkan seakan-akan tidak diberi kesempatan untuk menyesuaikan dengan situasi (obyektif) perubahan.

Dewasa ini umum ditemukan bahwa secara biologi, politis dan fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Seringkali diketemukan pemuda-pemuda telah menikah, mempunyai keluarga menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tetapi dalam segi ekonominya masih tergantung dari orang tua yang tinggal agak jauh dari tempat belajar/studinya.



a.       Hakikat Kepemudaan

Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika, dan sekali waktu akan hilang dengan sedirinya sejalan dengan hokum biologis itu sendiri: manusia tidak dapat melawan proses ketuaan.

Menurut pendekatan yang klasik, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi mayarakat, atau lebih tepat aspirasi orang tua atau generasi tua. Selanjutnya muncullah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan (keinginan) generasi tua.

Dalam hal ini hakikat kepemudaan dicari atau ditinjau dari dua asumsi pokok:

Pertama, penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suata kotinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri. Asumsi pokok yang kedua yang merupakan tambahan dari asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam arah kehidupanitu sendiri.

2 asumsi yang mendasari pandangan di atas, kiranya tidak akan memberi jawaban terhadap “kebinalan” pemuda dewasa. Pemuda sebagai suatu subjek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakan hidup bersama.

Ciri utama dari pendekatan ini melingkupi dua unsur pokok yaitu unsur lingkungan atau ekologi sebagai keseluruhan dan kedua, unsur tujuan yang menjadi pengarah dinamika dalam lingkungan itu.

Hubungan antara manusia sebagai subyek dengan lingkunganya adalah hubungan timbal balik yang aktif.  Artinya, bukan saja manusia itu mengubah, memperbaiki atau merusak lingkunganya, tetapi juga akan ikut menentukan, mengubah atau merusak manusia sebagai akibat pengrusakan manusia atas lingkunganya.

Dua hal yang menonjol dari pendekatan ekosferis ini. Pertama, kepemudaan dan kehidupan orang dewasa dan anak-anak merupakan totalitas. Bertolak dari suatu kenyataan bahwa dalam masyarakat modern dimana perubahan social terjadi begitu cepat, maka semua kelompok, termasuk generasi tua perlu mencari dan menginternalisasikan atau menghayati ukuran-ukuran standar yang ternyata bersifat dinamis.

                2. PEMUDA DAN IDENTITAS

Telah kita ketahui bahwa “pemuda atau generasi muda” merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah “nilai”, hal ini sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural daripada pengertian ilmiah.

pihak pemuda menghadapi persoalan-persoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan persoalan seperti kenakalan remaja, ketidak pahaman kepada orang tua/guru, kecanduan narkotika,frustasi, masa depan suram , keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya, kesemuanya akibat adanya jurang antara keinginan dan harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.

Diatas telah dikemukakan bahwa pemuda sering dibuat “generasi muda”, merupakan istilah demografis dan sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa yang dimaksud pemuda adalah :

1). Dilihat dari segi biologis,terdapat istilah :

      Bayi  : 0 – 1 tahun

     Anak                 : 1 – 12 tahun

     Remaja            : 12 – 15 tahun

     Pemuda          : 15 – 30 tahun

     Dewasa           : 30 tahun keatas



2). Dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal istilah :

      Anak                : 0 – 12 tahun

      Remaja           : 13 – 18 tahun – 21 tahun

      Dewasa          : 18 – 21 tahun keatas

 Dimuka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap dewasa. Untuk tugas- tugas Negara      18 tahun sering diambil sebagai batas dewasa tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun da nada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.

3).  Dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda adalah calon- calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18 – 22 tahun.

4). Dilihat dari perencanaan modern, digunakan istilah sumber- sumber daya manusia muda (young human resources ) .

Tidak ada komentar :

Posting Komentar