|
(untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar)
Bapak Edi Fakhri
MAKALAH
Disusun Oleh:
Diky pamungkas
51415902
1IA21
1IA21
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK INFORMATIKA
Tahun 2015-2016
Universitas Gunadarma
kampus J1
Jl. KH. Noer Ali,
Kalimalang, Jawa Barat
(021) 78881112
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Tujuan
.................................................................................................................................2
1.3 Sasaran
................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Anak-anak Punk
.................................................................................................................3
2.2 Pembahasan
Anak Punk
..................................................................................................................4
BAB III PERMASALAHAN
3.1 Punk dan
Anarkisme
........................................................................................................................5
3.2 Gaya hidup
dan Ideologi ..................................................................................................................6
3.3 Potret
Kehidupan Anak Punk
...........................................................................................................7
3.4 Dampak
Terhadap Geranasi Remaja
.............................................................................................11
3.5 Penjelasan
Materi Makalah dengan menggunakan Analisis Swot......................................................................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Rekomendasi .............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................18
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar, pada semester I, di tahun ajaran 2016 dengan judul KOMUNITAS PUNK DAN KEHADIRAN MEREKA DI
MASYARAKAT.
Dengan
membuat tugas ini saya diharapkan mampu untuk memahami makna dari komunitas
punk. Dalam proses penyelesaian makalah ini, kami mengalami banyak kesulitan
yang disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan dan waktu. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
EDI FAKHRI selaku dosen mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar, yang telah memberikan arahan dan memotivasi kami untuk menjadi
mahasiswa yang aktif dan hebat.
2.
Orang tua dan keluarga kami yang
memberikan motivasi dan bantuan, baik
secara moral maupun materi.
Saya
sadar, sebagai mahasiswa baru yang masih harus banyak belajar, penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penulisan makalah di masa
mendatang bisa lebih baik.
Saya
berharap semoga makalah kami dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak
menjadi pribadi yang berwawasan luas, karena kita adalah penerus bangsa
Indonesia.
PENYUSUN
Diky Pamungkas
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada dewasa ini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang
masuk ke Indonesia. Sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Kelompok-kelompok tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan dari
masing-masing individu, maka muncul kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Kelompok-kelompok sosial itu diantaranya terbentuk dari beberapa anak muda yang
mempunyai tujuan serta mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama.
Sering kali
kita lihat sekelompok anak-anak atau orang dewasa berpenampilan dengan
pakaian yang sedikit terlihat berantakan, gaya dandanan
rambut yang dicat dihadapkan keatas, banyak tindikan di wajahnya, gambar tatto di bagian
tubuhnya, serta memakai anting-anting.
Setiap hari mereka
biasa berkumpul di pusat keramaian kota, seperti perempatan atau dipertigaan jalan, dan memiliki gaya khas
tersendiri. Namun kadang mereka juga menempati lahan kosong maupun
bangunan-bangunan yang tidak terpakai.
Mereka
melakukan aktivitas seperti makan dan tidur juga di tempat itu. Dan kita juga
akan sering menjumpai pada acara-acara musik atau konser. Mereka mempunyai
motto equality (persamaan hak), karena itulah banyak diantara remaja-remaja yang tertarik dengan komunitas Punk dan
mungkin juga karena para remaja zaman sekarang biasanya mereka selalu berlari
ke jalan yang negatif ketika mereka sedang mendapat konflik yang berat di
kehidupannya.
“Punk” hanya aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke
masing-masing individu. Para anak punk bebas mengeluarkan ekspresi mereka tanpa
harus mengganggu ketenangan orang lain. Meskipun saat ini banyak masyarakat
yang menganggap bahwa punk merupakan Gaya hidup yang anarkis, dan keras.
Tujuan
Makalah
1. Makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan bagi kaum generasi muda tentang kehidupan anak
“punk” agar mereka kaum muda tidak terjerumus ke dalam hal yang salah.
2. sebagai
referensi orang tua dalam mendidik anaknya, sebab anak-anak yang ikut dalam
komunitas punk ini sebagian besar karna disebabkan oleh faktor keluarga.
3. Makalah ini
juga bertujuan,untuk memberikan informasi untuk orang-orang yang awam yang
kurang mengetahui tentang kehidupan anak punk bahwa tidak semua anak punk itu
menyeramkan atau menakutkan. Sehingga tidak adanya perbedaan antara
remaja-remaja biasa dengan kelompok anak-anak punk.Agar para komunitas punk
bisa bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lain yang bukan dari aliran
punk.
Sasaran Makalah
Sasarannya
adalah untuk mesyarakat yang tidak tahu ataupun tidak mengerti tentang
komunitas Punk dan mengapa mereka memilih gaya hidup seperti itu.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Punk
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada
awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun,
sejak tahun 1980-an, saat punk
merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu,
karena mempunyai semangat yang sama.
Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal
tahun 1970-an. Punk juga
bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh
anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami
masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh
politik yang memicu
tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi.
Punk berusaha menyindir para
penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang
sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk
sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah
terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka.
Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran
di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion
yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan
rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan
diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket
kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial,
kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak
yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk
disebut sebagai punker.
Punk juga
merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian
punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang
bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
2.2 Pembahasan
anak punk
Punk menjadi suatu kultur
yang dianggap menyimpang dalam
masyarakat.Penilian ini dapat terjadi berawal
dari semangat memberontak dan anti
kemapanan,sedangkan kemapana adalah hal yang
menjadi tujuan hidup dalam masyarakatindustry.
Pemberontakan ini mengakibatkan
adanya anggapan dari masyarakat modern yang
biasanya hidup dikawasan perkotaan dan
tidak lepas dari kehi-dupan industrialisasi
bahwa budaya Punk adalah budaya yang
menyimpang. Dari sini akan timbullah suatau
bentuk delinquent subculture yang
muncul di masyarakat.
BAB III
PERMASALAHAN
3.1 Punk dan
Anarkisme
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam
Perang Vietnam pada tahun 1980-an turut
memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan
BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari
Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious
thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll.
Ideologi anarkisme yang pernah
diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang
sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan
terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau
anarkisme digunakan oleh media massa untuk
menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal
menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme
adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara,
dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus
diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat
pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab
atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas
rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya
manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk
memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam
keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat
maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup
dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang
lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan
warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan
tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai
ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
3.2 Gaya hidup dan Ideologi
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov,
menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua
cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil
penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan
terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari
dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para
pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu
dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan
hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer)
berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis
kemapanan gaya hidup.
Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa
hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya
pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik
yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi
punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat
hati.
Sebaliknya,
lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia.
Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan
berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran
serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran
kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi.
Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama
dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan
"logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan.
Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi
maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek
"jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita.
Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada
zamannya masing-masing.
3.3 Potret Kehidupan Anak Punk
Sangat beraneka ragam kehidupan
komunitas punk. Misal seperti yang kami contohkan pada tulisan diatas. Ada juga komunitas punk ini yang benar-benar
hidup dijalanan, mereka melakukan segala aktifitasnya di jalan. Seperti yang
sering kita jumpai saat ini, hampir tiap kota di perempatan atau pertigaan
jalan dan keraimaian pusat kota kita dapat menjumpai komunitas ini.
Mereka tidur dipinggir jalan atau
depan pusat perbelanjaan, mengamen di lampu merah, ada juga yang menjadi polisi
cepek (mengatur jalan). Komunitas anak “Punk” mempunyai aturan sendiri yang
menegaskan untuk tidak terlibat tawuran, tidak saja dalam segi musikalitas
saja, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya.
Dan juga komunitas anak “Punk” mempunyai landasan etika ”kita dapat
melakukan sendiri”. Beberapa komunitas “Punk” di kota-kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Mereka juga merintis usaha
rekaman dan distribusi terbatas. Komunitas tersebut membuat label rekaman
sendiri, untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke
pasaran.
Kemudian berkembang menjadi
semacam toko kecil yang disebut distro. Tak hanya CD dan kaset, mereka juga
memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta
jasa tindik dan tatoo. Produk yang dijual seluruhnya
terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau.
Kemudian hasil yang didapatkan
dari penjualan tersebut, sebagian dipergunakan untuk membantu dalam bidang
sosial, seperti membantu anak-anak panti asuhan, meskipun mereka tidak
mempunyai struktur organisasi yang jelas. Komunitas “Punk” yang lain, yaitu distro
merupakan implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja
barang bermerk luar negeri.
Namun ada fenomena baru yang
dapat kita jumpai pada komunitas punk saat ini. Yaitu komunitas punk muslim,
mereka melakukan kegiatan mengaji seperti membaca Al-Qur`an dan pengajian yang
dilakukan tiap minggu 1 kali pada hari jum`at.
Komunitas ini berawal dari sebuah
pertunjukan group band punk. Ada sebuah EO (event
organizer) yang melakukan konser atau pertunjukan band di kampus, mall, dan
sekolah-sekolah. Mereka sering di ajak untuk manggung di sebuah konser
tersebut. Sehingga ada salah satu seseorang EO yang dekat dengan mereka, sebut
saja dia Zaki.
Zaki salah satu orang yang sering
bersama anak punk dan dia telah mengamati perkembangan anak-anak punk yang
sering nongkrong di jalan-jalan ini. Meski Zaki bukan anak jalanan, ia merasa
terpanggil untuk berdakwah di komunitas anak-anak punk."Dulu, saya pernah
pernah bandel. Setidak-tidaknya, saya tahu kehidupan mereka," kilahnya.
Di komunitas band underground
itulah, Zaki bertemu dengan (alm) Budi Khaironi, orang yang paling disegani di
komunitas punk tersebut. Sebelum meninggal akibat kecelakan motor (Maret 2007),
Zaki teringat kata-kata yang pernah diucapkan pimpinan komunitas punk itu:
"Bang Zaki, tolong bimbing teman-teman kami (secara spiritual)."
Lalu siapa sesungguhnya Budi Khaeroni (32)? Dia adalah anak jalanan jebolan
pesantren yang terjun ke jalan. Selain ngeband dan mengamen, Budi pernah
menjadi Ketua Panji (Persaudaaran Anak Jalanan Indonesia). Perlu diketahui,
setiap wilayah di Indonesia, mereka punya persaudaraan, komunitasnya sekitar
5000-an, rata-rata muslim.
Jika ada teman-teman yang
terjaring trantib, Budi-lah yang mengurus untuk membebaskan rekannya itu.
"Kalau ikut komunitas mereka
di Tangerang, shalat Jumat, misalnya, khotibnya pun dari kemunitas mereka
sendiri, gayanya metal abis. Termasuk jamaahnya. Memang, nggak semuanya punk,
alirannya beragam, ada yang beraliran regge, alternatif, rap, dan aliran musik
lainnya," kata Zaki.
Ternyata Budi tidak sendiri. Ada
seorang rekan yang memiliki misi sama untuk mengisi ladang dakwah ini di tengah
komunitas anak punk. Ia adalah Bowo, anak kiai jebolan pesantren yang juga
habis waktunya di jalan. Sejak itulah, Zaki merasa mendapat dukungan penuh.
"Kalau bukan kita siapa lagi
yang akan berdakwah di kalangan anak jalanan. Kalau mau dakwah di komunitas anak jalanan, elu harus main di jalanan. Jika
berdakwah di komunitas punk, elu tidak bisa pake baju koko, yang menunjukan
kesalehan," begitu Bowo pernah berujar.
Sebagai generasi punk yang tobat,
Budi dan Bowo merasa prihatin dan gerah melihat teman-teman yang mengalami
disorientasi dalam hidupnya. "Kini
banyak bermunculan generasi punk yang tidak jelas, apakah punk ideologis atau
punk modis. Kalau tahun 1994, banyak punk ideologis. Mereka benar-benar punk.
Sekarang sekadar punk mode," kata Zaki.
Keprihatinan itulah yang
mendorong Zaki, Budi dan Bowo menarik anak-anak punk yang sudah bosan dengan
jalan hidupnya. Ngeband dan mengaji adalah kultur baru yang hendak ditularkan
ke generasi punk. Mereka menyebut identitas kelompoknya dengan sebutan punk
Moeslem.
Saat ngeband, syairnya pun bernuansakan Islami. Ketika Islam menjadi basic, mereka mulai malu saat berbuat maksiat. Komunitas
Punk Moslem lahir karena keprihatinan seorang Budi
(alm), akan kondisi pemuda yang berada dikomunitas Punk, hidup tanpa orientasi
(anti kemapanan) dan meninggalkan agamanya.
Punk Moslem itu didirikan sejak
Ramadhan 1427 H (2007). Sebelum berdiri Punk Moslem, Budi sempat mendirikan
Warung Udix Band yang berdiri 7 tahun yang lalu dan sempat mengeluarkan album
indielabel "Anak Bayangan".
Di Warung Udix, ia merekrut
anak-anak punk dan mengajarkan pendidikan Islam. "Kalau orang bangga
dengan kemusrikan dan dosa-dosa yang mereka lakukan, tapi punk moeslem bangga
dengan agama mereka (Islam). Biar mereka anak jalanan, brutal, tapi anak-anak
punk moeslem tetap punya Tuhan.
Ketika teman-teman menamakan
dirinya punk muslim, ada sebagian komunitas yang menolak punk muslim secara
tegas. Mereka berkilah, tidak ada tuh anak punk yang punya tuhan atau
ideologis. Setelah ngeband, anak-anak punk merasa ada sesuatu yang kosong.
Sehingga tiap malam Jumat,
diadakan pengajian yang bentuknya seperti mentoring dan beberapa kegiatan
lainnya. Mulanya hanya lima anak yang ngaji, kemudian berkembang menjadi 20
orang, laki-laki dan perempuan. Kini, ngaji bagi mereka adalah sebuah
kebutuhan.
Awalnya mereka ada yang atheis.
Sampai-sampai ada yang guyon, ah..gue mau masuk Islam atau Kristen dulu. Karena
bagi mereka, agama bukanlah sesuatu yang sakral. Kalau pas ngamen, cuma dapat Rp.
300, diantara mereka ada yang teriak: "Allah Maha Pelit".
Setelah dibina, anak itu meyakini
Allah itu tidak pelit. Tak ada jalan lain, cara membina mereka adalah dengan
cara mendoktrin. "Ketika anak-anak punk sudah menganggap ngaji sebagai
kebutuhan, mereka mengirim pesan singkat (sms), malam ini ngaji nggak? Yang
jelas, saya tidak ingin mereka merasa sedang diarahkan untuk masuk sebuah
pergerakan atau kelompok harakah tertentu. Saat ini, pengajian kami memang
belum ada namanya. Paling-paling, teman-teman menyebut pengajian ini
pengajiannya punk moeslem."
Meski Zaki bekerja di sebuah lembaga sosial, ia tak diminta untuk berdakwah
atas nama institusinya. Secara pribadi, Zaki merasa terpanggil. Tak sia-siaa,
hasil dari dakwah itu, tak sedikit anak-anak punk yang hijrah dan mulai pandai
mengaji.
Sebut saja, Lutfie yang
meninggalkan dunia obat dan minuman keras. "Harapan saya ke depan, mereka
dapat menjadi agen perubahan bagi teman-teman yang lain," jelas Zaki.
Bukan rahasia umum, anak jalanan kerap dianggap tidak produktif, bahkan dicap
sampah masyarakat.
3.4 Dampak terhadap Generasi Remaja
Mungkin kalau kita perkirakan
umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25 tahun. Pembatasan umur
ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.
Masa remaja memiliki beberapa ciri yang harus di ketahui :
No
|
Ciri-ciri
|
Keterangan
|
1.
|
Pertumbuhan Fisik
|
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan yang sangat cepat dari pada masa
anak-anak. Masa ini remaja membutuhkan keseimbangan pertumbuhan sehingga
mereka menjadi banyak makan. Perkembangan fisik ini jelas terlihat pada
tungkai, tangan, kaki, otot-otot tubuh berkembang, sehingga tubuh mereka
terlihat tumbuh tinggi. Tetapi kepalanya masih mirip anak-anak.
|
2.
|
Perkembangan Seksual
|
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak
laki-laki diantaranya: alat produksi spermanya mulai berproduksi, ia
mengalami masa mimpi yang pertama tanpa sadar mengeluarkan sperma. Yang
dilanjutkan dengan ciri lainnya yaitu, mempunyai jakun, dsb.
Sedangkan pada perempuan bila rahimnya sudah bisa
dibuahi maka mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama. Buah
dada mulai membesar karna timbunan lemak, pinggul melebar, dsb.
|
3.
|
Cara Berfikir Kausalitas
|
Seorang remaja mulai berfikir tentang hubungan
sebab akibat. Maka ketika remaja dilarang orang tua untuk berbuat sesuatu
mereka akan berfikir dan kemudian akan bertanya alasannya, mereka bisa
menurut atau menentang apa yang menjadi alasan orang tuanya.
|
4.
|
Emosi yang Meluap-luap
|
Keadaan emosi masih labil karena erat hubungannya
dengan keadaan hormon. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri
mereka dari pada pikiran yang realistis.
|
5.
|
Mulai Tertarik pada Lawan Jenisnya
|
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis,
yaitu laki-laki dan perempuan. Pada masa ini remaja sudah mempunyai rasa daya
tarik terhadap lawan jenisnya.
|
6.
|
Menarik Perhatian Lingkungan
|
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari
lingkungannya, untuk mendapatkan sebuah status dan peranan seperti
remaja-remaja yang lainnya.
|
7.
|
Terikat Dengan Kelompok
|
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik
kepada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua di nomor duakan,
dan kelompoknya dinomor satukan. Kelompok sebenarnya tidak berbahaya asal
saja kita bisa mengarahkannya. Sebab kelompok itu kaum remaja dapat memenuhi
kebutuhannya, misalnya kebutuhan dimengerti, kebutuhan dianggap, kebutuhan
diperhatikan, kebutuhan mencari pengalaman baru, kebutuhan harga diri,
kebutuhan rasa aman, yang belum tentu dapat diperoleh dirumah maupun disekolah.
|
Sumber. L, Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Dan seperti
yang telah dijelaskan diatas, ada empat
faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja:
1. Lingkungan
keluarga.
Keluarga sangat besar pengaruhnya
dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain
akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan
contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan
yang luar biasa.
Seorang remaja juga memerlukan
komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar
dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua
yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly).
Mereka harus bisa bersikap
sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak dilakukan
dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana
yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup.
Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin kritis dan wawasannya
berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua,
tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru.
Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan
kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi,
nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya.
Tidak hanya sekedar menerima dari
para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima
dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru
bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana,
mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami
perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan.
Guru menempati tempat istimewa di
dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang
berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan
dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang
diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari
masyarakat secara keseluruhan.
Dan remaja menyangka bahwa semua
orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru
mereka.
3. Lingkungan teman
pergaulan.
Teman sebaya adalah sangat
penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman sekolah, organisasi
maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok
sebaya mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan
diri di masa mendatang.
Serta berpengaruh pula terhadap
pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang
berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan
tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah
diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.
4. Lingkungan dunia luar
Merupakan lingkungan remaja
selain keluarga, sekolah dan teman pergaulan, baik lingkungan masyarakat lokal,
nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu
islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan
oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun
globalisasi.
Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut
untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa
inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Seiring dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di Indonesia,
komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas
punk.
Tetapi tidak semua remaja
Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di dalam
punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala punk, tetapi dia tidak
idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk, dia juga suka musik cengeng
yang lembut bak seorang bayi yang baru keluar dari rahim ibunya.
Dari contoh kecil tersebut,
komunitas punk masih bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja
Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai andil dan bertanggung jawab terhadap
kebebasan berekspresi remaja Indonesia.
Keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi seorang remaja ikut dalam komunitas punk. Maka
peran orang tua dan lingkungan mereka sangatlah berpengaruh untuk membentuk
kepribadian seseorang.
3.5 Analisi SWOT
Analisa
permasalahan Perilaku sosial anak punk dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi
lingkungan internal maupun eksternal dilihat
dari aspek:
1.Kekuatan(strength)
a.Gaya hidup
b.Memiliki persamaan hak
c.Setia kawan atau kebersamaan
d.Bebas dan tidak ada
yang mengekang
2.Kelemahan(weakness)
a.seks
bebas
b. Pecandu narkoba
c.Tampilan urakan atau kucel
d.Pemberontak
3.Peluang(Opportunity)
a.Menciptakan
karya sendiri(menciptakan lagu)
b.membuka usaha distro
c.membuat label rekaman sendiri
d.Membantu dalam bentuk sosial ke panti
asuhan.
4.Tantangan
/Hambatan(Thears)
a.Meresahkan masyarakt sekitar
b.Di tolak label rekman
c.Dianggap sampah masyarakat
d.Tidak berikannya kesempatan di acara televisi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
ada sisi
negative dan positif dari kelompok punk. Sisi negativenya adalah masyarakat
masih menganggap kelompok punk adalah identik dengan kekerasan, seks bebas,
pengguna narkotika dan minuman keras, sampah masyarakat. Tetapi sisi lain dari
kelompok punk atau sisi positif dari kelompok punk adalah punklah yang membuat
music rock lebih berwarna dengan menambah aliran punk ke dalam music rock, punk
juga yang membuat seni grafiti, gaya rambut, dan pakaian bahkan ada took
pakaian yang sangat terkenal di kalangan remaja yaitu distro.
Setiap suatu kelompok atau organisasi
pasti atau ada sisi positif dan negative dari kelompok tersebut, tinggal kita
kalangan masyarakat yang memandang kelompok tersebut dari setiap aspek dan
pandangan pemikiran setiap masyarakat.
Usul dan
Saran
Adapun saran penulis sebagai berikut yaitu:
1.
Agar para
orang tua dapat menciptakan suasana harmonis dirumah agar anak merasa lebih nyaman dirumah ketimbang di
jalanan.
2.
Agar para
anak punk lebih memfokuskan kegiatannya pada hal yang positif sehingga
masyarakat tidak lagi menggangap mereka hanya sebagai sampah masyarakat.
3.
Agar para
anak punk lebih meningkatkan kreativitas nya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehingga tidak lagi melakukan tindakan kriminalitas.
4.
Agar
pemerintah bisa memberikan dukungan guna menunjang aktifitas mereka dalam
berkarya.
Daftar
Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Punk
http://lendracreative.blogspot.co.id/2012/11/arti-punk-yang-sebenarnya.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar