tes

Jumat, 08 April 2016

Etika, Estetika, dan Peradaban



Selamat berjumpa lagi di blog www.dikinuwa.blogspot.com.
Pada kesempatan kali ini saya akan memberitahukan tentang etika, estetika, dan peradaban 

Etika    
     Etika/eti·ka/ /étika/ n ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
     Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
     Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
     Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1.  ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia. Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan etika moral

  • Etika Perangai 
     Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambaran perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di aderah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku.
Conto etika perangai:
–         berbusana adat
–         pergaulan muda-mudi
–         perkawinan semenda
–         upacara adat

  • Etika Moral

     Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contoh etika moral:
–         berkata dan berbuat jujur
–         menghargai hak orang lain
–         menghormati orangtua dan guru
–         membela kebenaran dan keadilan
–         menyantuni anak yatim/piatu.
Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani.

MANFAAT ETIKA

  1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral. 
  2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan. 
  3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat. 
  4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh petugas. 
 Contoh berperilaku Etika:

                             Pak Polisi yang sedang membantu masyarakat di kala banjir melanda






                                          Seorang anak perempuan yang salim kepada orang tua



Estetika
     Estetika/es·te·ti·ka/ /éstétika/ n 1 cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; 2 kepekaan terhadap seni dan keindahan.
     Istilah estetika berasal dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang bersumber dari kata “aithe” yang berarti merasa.
     “Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Pola mana mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.” (Effendy, 1993).
      Nilai indah tidak semata-mata mengenai bentuk tetapi juga isi atau makna yang dikandungnya. Mengenai hal ini dapat diambil contoh mengenai wanita yang cantik dan wanita yang indah. Wanita cantik hanya menyenangkan dipandang mata sedangkan wanita yang indah adalah wanita cantik, tetapi wanita cantik belum tentu indah. Maksudnya wanita indah bukan hanya bentuknya yang menyenangkan untuk dilihat, tetapi daripadanya timbul banyak hal yang dapat dinikmati dengan perasaan menyenangkan hati.(Kattsoff,1986:381).
      Gambar wanita indah merupakan karya seni karena dapat megungkapkan keindahan wanita tersebut, tapi gambar wanita jelek tidak dapat mengungkapkan keindahan wanita tersebut(bukan karya seni). Jadi, yang indah itu hanya wanitanya bukan gambarnya.

      Sifat-sifat dari keindahan itu sendiri yaitu:
  1. Keindahan itu kebenaran (bukan tiruan)
  2. Keindahan itu abadi ( tidak pernah dilupakan) 
  3. Keindahan itu mempunyai daya tarik (memikat perhatian orang,menyenangkan, dan tidak membosankan)
  4. Keindahan itu universal ( tidak terikat dengan selera perseorangan,waktu dan tempat)
  5. Keindahan itu wajar ( tidak berlebihan dan tidak pula kurang ataumenurut apa adanya)
  6. Keindahan itu kenikmatan ( kesenangan yang memberiakan kepuasan)7.Keindahan itu kebiasaaan ( dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasadan tidak indah namun karena dilakukan berulang-ulang sehinggamenjadi biasa dan indah).
      Menurut salah satu ilmuan Islam terkemuka yaitu Al-faruqi menerangkan keindahan adalah salah satu sifat Allah dan oleh karena itu untuk mencapai keridhoan Allah, manusia dapat menggunakan pendekatan dalam melakukan ibadah kepadanya. Dalam islam nilai atau sifat keindahan yang ditimbulkan haruslah mengekspresikan nilai ibadah, yakni mencari ridho Allah dan memiliki manfaat bagi pembentukan nilai – nilai akhlak atau budi pekerti yang mulia.
      Islam tidak pernah menolak kesenian selama kesenian itu tidak melanggar syariat Islam itu sendiri. Terdapat lima hukum dalam seni. Kelimanya adalah sebagai berikut:
  1. Wajib : Jika suatu kesenian itu sangat diperlukan oleh umat muslim yang mana tanpanya umat Muslim tidak bisa beribadah. Seperti perlengkapan keperluan beribadah di masjid.
  2. Sunat : Jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan semangat penyatuan umat Islam seperti dalam nasyid, qasidah dan selawat kepada Rasulullah Saw. 
  3. Makruh : Jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia (lagha) seperti karya seni yang tidak diperlukan oleh manusia. 
  4. Haram : Jika kesenian itu berbentuk hiburan yang:
  • Melalaikan manusia sehingga mengabaikan kewajiban-kewajiban yang berupa tanggung jawab terhadap Allah Swt. Seperti ibadah fardhu ain dan kifayah. 
  • Memberi khayalan kepada manusia sehingga tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dan yang batil (salah). 
  • Di sertai dengan benda-benda haram seperti arak, judi, dadah dan pelbagai kemaksiatan yang lain. 
  • Ada perkumpulan antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram seperti pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk dunia hiburan dan lain-lain. 
  • Boneka atau Ptung-patung yang melanggar dari qoridor agama dan lain-lain. 
  • Seni yang merusak akhlak. Seperti tarian terkini (kontemporari). 
  • Jenis-jenis seni yang diperlihatkan tidak berisikan kesombongan.

Macam Ragam Estetika
1. Estetik filsafati (philosophical aesthetics)
     Estetik filsafati adalah estetik yang menelaah sasaran - sasarannya secara filsafati. Estetik filsafati juga seiring disebut dengan estetik tradisionil. Namun ada juga yang menyebutnya sebagai estetik analitis, karena estetik ini untuk membedakan estetik yang empiris atau dipelajari secara ilmiah.

2. Estetik Ilmiah (scientific aesthetics)
     Estetik ilmiah juga sering disebut dengan estetik modern dan tidak lagi merupakan cabang filsafat pada abad 20. Dalam abad ke-19 estetis mengalami perkembangan yang berbeda dari sebelumnya karena pembahasan keindahan secara filsafati sudah dianggap tidak memuaskan karena pengertian keindahan terlalu terbatas dan tidak mencakup seni primitif. Jadi para ilmuwan lebih memilih sasaran yang nyata dalam masyarakat yang dapat dipelajari secara empiris dan ilmiah.

3. Estetik Psikologis (psychilogical aesthetics)
     Seiring dengan berkembangnya zaman, estetika juga dipelajari oleh ahli - ahli psikologi dengan menggunakan metode ilmu - ilmu psikologi. Dengan demikian semakin lama berkembang pengetahuan ilmiah dalam bidang estetik yang menggunakan metode psikologis.

4. Estetik Eksperimentil (experimental aesthetics)
     Estetik eksperimental yaitu estetik berdasarkan penelitian gejala - gejala hayati dengan metode pengukuran, yang biasanya menggunakan metode kuantitatif. Sasaran estetik ini adalah komponen - komponen dasar yang seni yang bisa dicerap dengan panca indra. Penggunaan metode kuantitatif dalam estetik menggunakan pengukuran dan perhitungan untuk menyatakan besarnya nilai keindahan.

5. Estetik Matematis
     Estetik matematis hampir sama halnya dengan estetik eksperimental yang sama - sama menggunakan metode kuantitatif sebagai perhitungannya. Namun, dalam estetik matematis para ilmuwan menggunakan konsep - konsep matematis.

Contoh estetika


 
Peradaban
     peradaban /per·a·dab·an /n 1 kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin: bangsa-bangsa di dunia ini tidak sama tingkat ~ nya; 2 hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa;
     Secara umum, Pengertian Peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Sedangkan Pengertian peradaban yang lebih luas adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek), yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif.
    Istilah Peradaban ini sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita pada perkembangan dari kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya yang halus indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
     Manusia yang beradab adalah manusia yang memiliki kesopanan dan berbudi  pekerti. Manusia yang tidak beradab = biadab. Berikut penjelasan mengenai ukuran akhlak, kesopanan dan budi pekerti;

  1. Prof. Dr. Koentjaraningrat, peradaban ialah bagian- bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian. 
  2. Oswald Spengl (1880-1936) Kebudayaan ialah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat dan sebagainya, peradaban ialah kebudayaan yang sudah tidak tumbuh lagi, sudah mati

Ciri-Ciri Umum Peradaban

     Peradaban tersebut mempunyai ciri-ciri atau juga karakteristik yang berguna dalam memperjelas suatu peradaban serta juga berfungsi didalam membedakan suatu peradaban dan kebudayaan.
Berikut ini adalah Ciri-ciri umum sebuah peradaban antara lain ialah sebagai berikut :
  1. Pembangunan suatu kota-kota baru dengan menggunakan tata ruang yang baik, indah, dan juga modern.
  2. Menggunakan Sistem pemerintahan yang tertib dikarenakan terdapat hukum dan juga peraturan.
  3. Berkembangnya bermacam macam ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang lebih maju ialah seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, dan lain-lain.
  4. Masyarakat yang lebih kompleks dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan juga strata sosial.
     Masyarakat memiliki  peradaban yang berbeda-beda satu sama lain. Peradaban mengacu pada kehidupan yang nyaman. Indikator peradaban sebagai berikut; 
  1. Organisasi sosial 
  2. Berkebudayaan tinggi 
  3. Cara berkehidupan yang sudah maju.
     Dalam kebudayaan Barat, manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan dan  berbudaya. Ciri penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya (cultured), antara lain: melek huruf (lettered). Faktor penting dalam pembentukan kebudayaan:
  1. Religi 
  2. Bahasa 
  3. Seni 
  4. dan ilmu pengetahuan 
Faktor- Faktor Penyebab Perubahan Peradaban  
1. Globalisasi 
2. Konflik sosial 
3. Bencana alam 
4. Perubahan lingkungan alam 
5. Perdagangan 
6. Penyebaran agama 
7. Peperangan


 Contoh peradaban:




                                                                Contoh peradaban Indonesia di masa lalu


Daftar Pustaka :

http://kbbi.web.id/etika
http://www.academia.edu/7687411/Tinjauan-umum-etika
https://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/
http://kbbi.web.id/estetika
http://arti-definisi-pengertian.info/makna-estetika/
Kartika, Dharsono Sony, Estetika, Bandung: Rekayasa Sains, 2007.
Hartoko, Dick. Manusia dan Seni.        1983. Kanisius : Yogyakarta.
Materi Pembelajaran Etika dan Estetika Semester Gasal 2013/2014 -
Leman, Oliver, Estetika Islam Menafsirkan Seni dan Keindahan. Terj. Irfan Abu Bakar (Bnadung: Mizan Pustaka 2005).
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-peradaban-ciri-ciri-para-ahli-peradaban.html
http://historikultur.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-peradaban-hubungannya-dengan-budaya-sejarah.html
http://www.academia.edu/6641761/Pengertian_Peradaban
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-peradaban-dan-ciri-ciri-peradaban-menurut-para-ahli/