tes

Jumat, 11 November 2016

Strategi dalam Penaklukan Konstantionpel oleh Muhammad Al-fatih

Strategi adalah hal yang paling penting dalam sebuah pertempuran, karena jika kita mempunyai teknologi canggih, armada yang hebat tanpa adanya strategi yang jitu. Maka kemenangan akan menjadi mustahil. dan begitu pula sebaliknya.



Berikut ini akan membahas tentang beberapa strategi yang digunakan oleh Muhammad AlFatih untuk menaklukan ibu kota dunia saat itu(konstantinopel).
  
Pertama, membuat meriam dengan ukuran lebih besar. Teknologi persenjataan saat itu hanya mampu membuat merim dengan ukuran kecil. Ukuran seperti itu selain daya jangkaunya terbatas, juga tidak mampu menghancurkan tembok Konstantinopel yang terkenal tebal dan kokoh. Maka dibutuhkan meriam dengan size jauh lebih besar. Dan Al-Fatih mendobrak keterbatasan teknologi dengan ide cerdasnya.

Dimintalah Orban, seorang seniman senjata dari Hungaria, membuat 69 meriam. Semua berukuran besar, rata-rata panjangnya 4,2 meter, dan yang terbesar sebuah meriam raksasa : panjang 8,2 meter, diameter lubang 70 cm, berat 18 ton, Berat peluru 600-700 kg, namanya ; Muhammed's Great Gun. 

Kedua, membuat menara kayu. Mari kita dengan komentar seseorang yang melihat sendiri menara itu dibuat. “Menara ini dibuat dengan bentuk sedemikian rupa sehingga seorangpun tidak ada yang mempercayai bahwa bangunan semacam itu bisa dibuat dan tidak pernah pekerjaan seperti ini dilakukan sebelumnya oleh kaum Muslim, tidak dengan konstruksi sehebat ini. Sebenarnya aku bisa menjamin kepadamu, seandainya seluruh kaum kristen berusaha untuk membuat  menara sebesar ini, mereka tidak akan bisa melakukannya meski dalam waktu satu bulan, tapi kaum  Muslim melakukannya hanya dalam waktu semalam.  Menara yang mengagumkan ini berjarak sepuluh langkah dari kami, dan di tembok kami berkumpul pasukan  bersenjata yang terpukau dengan menara ini. Walau aku mengatakan menara ini dibuat dalam waktu semalam, sebenarnya menara itu dibuat hanya dalam waktu kurang dari beberapa jam saja. Mereka membuatnya dengan kecepatan tinggi  sehingga pasukan pengawas ditembok  tidak menyadari  apa yang tengah dibuat pasukan Muslim. Sampai pagi hari ketika mereka melihatnya dan mereka sangat takut dengan apa yang mereka lihat.” (Barbaro, Sejarawan Byzantium) 

Ketiga, memindahkan 72 kapal dari Galata ke teluk Tanduk Emas. Startegi inilah yang membuat Muhammad Al-Fatih mencuat di antara yang lain. Secara jujur banyak pihak yang mengakui kejeniusan Al-Fatih melakukan hal itu. 

“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini, Muhammad Al-Fatih telah merubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi  apa yang pernah dilakukan oleh Alexander The Great.” (Sejarawan Byzantium) 

“Sebuah pemandangan yang sangat luarbiasa untuk disaksikan. Kapal-kapal itu ditarik melalui jalan darat, seolah-olah sedang berlayar di lautan, lengkap dengan awak, layar dan seluruh perlengkapannya.” (Kritovoulos, sejarawan Yunani) 

“Itu adalah sebuah pencapaian yang menakjubkan dan strategi bermutu tinggi dari taktik pertempuran laut.” (Melissenos, Yunani) 

Keempat, menggali terowongan bawah tanah. Karena sedemikian kuat dan tebalnya tembok benteng, sehingga upaya lain yang dilakukan adalah menggali lobang tembus dari bawah benteng. Pekerjaan itu sendiri menunjukan kehebatan dan keteguhan tentara Al-Fatih, karena dalam waktu cepat mampu membuat beberapa terowongan bawah tanah dan menembus melewati benteng ke tengah kota.  Upaya ini meski mengalami kegagalan, tetapi telah cukup banyak menelan korban dari pihak lawan. 

Kelima, memanfaatkan fenomena alam. Ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa Daulah Turki Utsmani, dan hal itu memungkinkan pihak Utsmani mengetahui akan terjadinya gerhana Bulan. Maka serangan ke KOnstantinopel dipilih waktu yang berdekatan dengan waktu akan terjadinya gerhana Bulan, dimana penduduk KOnstantiopel masih melihatnya tidak dari sisi ilmu pengetahuan tapi dari sisi takhayul dan khurafat. 

“Pada satu malam, 22 Mei 1453, saat pengepungan Konstantinopel berlangsung 47 hari, dan kedua pihak mengalami keletihan luar biasa, terlihat fenomena alam berikut : satu jam setelah matahari terbenam bulan mulai memanjat langit yang seharusnya berbentuk purnama. Namun ia tampak seperti bulan sabit berusia tiga hari, saat itu langit jernih bagai kristal. Bulan sabit itu bertahan selama 4 jam. Dan perlahan bertambah hingga penuh menjadi Purnama.” (Barbaro, Sejarawan Byzantium)

Saat itu, masyakat Eropa masih dikuasai takhayul dan khurafat. Mereka tidak bisa menjelaskan fenomena alam dengan pendekatan ilmu pengetahuan, kecuali meyakini mitos sebagai ramalan buruk akan jatuhnya Konstantinopel dan menangnya  Turki Utsmani. Maka lengkaplah penyakit pemikiran masyarakat Byzantium. Benarlah seperti kata bijak, bahwa, ketakutan adalah akumulasi dari ketidaktahuan, dan takhayul adalah efek serius dari kemiskinan ilmu.

Kondisi itu hanya menyempurnakan semakin melemahnya pertahanan Konstantinopel.  Sehingga Muhammad Al-Fatih memutuskan melakukan serangan umum pada tanggal 29 Mei 1453. Satu hari sebelum penyerangan, 28 Mei pada hari Senin, seluruh tentara diintruksikan beristirahat sambil melakukan ibadah untuk taqorub ilallah, seperti saum sunnah, tahajud, membaca Al-Quran dan berdoa, memohon pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT.

Begitulah Strategi yang digunakan Muhammad AlFatih. Semoga kita bisa menemukan strategi yang jitu dalam menjalani kehidupan ini....

Meriam legenda: Mohammed Great Gun


     Meriam Raksasa Turki atau meriam Dardanella atau Mohammed Great Gun adalah meriam dari Kekaisaran Ottoman yang menjadi sultan pada masa itu ialah Muhammad Al Fatih. Meriam ini digunakan dalam penaklukkan kota Kontantinopel pada tahun 1453 M , Meriam ini dibuat oleh seorang ahli meriam dari Hungaria.

Berikut adalah spesifikasi singkat tentang meriam ini...
     Panjang meriam ini adalah 8 meter dengan berat mencapai 16,8 ton dan berdiameter 750 mm. Meriam dapat melemparkan peluru bola dari batu dengan diameter 63 cm sampai sejauh 2 km. Selama pengepungan kontantinopel meriam ini ditarik oleh 60 lembu dan 200 tentara Ottoman, meskipun begitu besar butuh waktu lama untuk mengisi ulang amunisinya (bisa tujuh kali tembakan sehari), akibatnya dalam waktu lama akhirnya dinding benteng kota Bizantium bisa berlubang. Pada 29 Mei 1453 Konstantinopel jatuh melalui gerbang suatu yang tidak dilindungi,


     Pada tahun 1866 untuk meningkatkan hubungan bilateral Ottoman-Inggris, Sultan Abdul Aziz selaku Sultan Ottoman memberikan Meriam Raksasa Turki ke Ratu Victoria selama kunjungannya ke Inggris. Sekarang ini meriam ini berada di Museum Fort Nelson di Portsmouth, Inggris.

     Dardanelles Gun terbuat dari perunggu pada 1464 oleh Munir Ali dengan berat 16,8 t dan panjang 518 cm, yang mampu menembakkan bola batu diameter 63 cm (lebih dari 25 inci). Ruang mesiu dan laras dihubungkan dengan cara mekanisme sekrup, memungkinkan transportasi lebih mudah dari perangkat berat.

StG44 NAZI

Sturmgewehr 44 (StG44) adalah senapan otomatis selective-fire yang dikembangkan oleh Jerman pada Perang Dunia II, dalam program Maschinenkarabiner (karabin mesin) mereka. Senapan ini dianggap sebagai senapan serbu pertama di dunia.

StG44 adalah senapan serbu buatan Negara Jerman Nazi pada tahun 1943 dan dipakai pada bulan juli 1944 sampai dengan bulan mei 1945. Berat 5,22 Kg Panjang 940mm, sedangkan Panjang Laras 419mm. Dengan kecepatan 500-600 tembakan perdetik dengan peluru 7,92 kurz dan kaliber 8mm. Jarak ampuh 700 m,  dan kecepatan peluru 685m/s dengan 30 peluru/magazin.

     'StG' adalah singkatan dari sturmgewehr (senapan serbu, assault rifle), yang menggabungkan sifat-sifat karabin, submachine gun, dan senapan otomatis. Setelah dipakainya StG 44, istilah ini menjadi lumrah untuk mendeskripsikan tipe senjata semacam ini. Senapan ini memakai peluru 7,92 x 33 mm, yang juga dikenal dengan nama 7,92 mm Kurz (kurz berarti 'pendek'). Peluru ini adalah modifikasi dari peluru standar 7,92 × 57 mm Mauser.

     Melalui kombinasi dengan kemampuan selective-fire, senjata ini menghasilkan semburan setingkat submachine gun, dengan akurasi dan daya setingkat senapan Karabiner 98k pada jarak dekat. Walau begitu, StG 44 memiliki jangkauan dan daya yang lebih rendah daripada senapan-senapan pada era itu.

     Sebenarnya pemakaian StG terbilang "sembunyi-sembunyi". Hal tersebut dikarenakan jika saja Hitler tidak senang dengan senjata tersebut. Angkatan bersenjata Nazi yang menerima senjata tersebut pertama kali adalah SS (Schutzstaffel). Senjata ini pun juga menjadi favorit SAS Inggris dan "Light Support Weapon" bagi SAS apabila persediaan peluru Sten atau Bren mereka habis.

Panzer Tiger 1 'Sang Penghancur Tank'

     Panzerkampfwagen VI Tiger Ausf. E, disingkat Tiger. Tank Tiger I satu-satunya tank milik Angkatan Bersenjata Nazi Jerman yang memiliki senjata utama kelas berat dan satu-satu nya yang dapat menakut-nakuti Tank-Tank Soviet di Front Timur. Penugasan pertama nya berada di Leningrad saat pecah nya peristiwa Pengepungan Leningrad Dibawah naungan Waffen SS dapat merebut kota leningrad dan meneruska perjalanan namun harus dibayar mahal karena banyak yang rusak karena gagal transsmisi di mesin jadi banyak yang mogok.

     Tank Tiger I ini sudah dicap dengan "tank berdesain luar biasa", namun karena proses produksi yang tergesa-gesa dengan metode penekanan buruh dan dengan bahan bijih besi yang sulit untuk di dapatkan hanya ada sekitar 1,347 yang berhasil dibuat antara Agustus 1942 dan Agustus 1944. Tank Tiger sangat rentan terhadap kerusakan roda karena membeku saat musim dingin rusia yang sangat ganas terkenal saat Invasi Napoleon ke Russia.
    
     Untuk memamerkan senjata barunya, Hitler memerintahkan untuk penekanan awal bertugas ke front depan. sebuah platoon dari empat Tiger beraksi mulai di Pengepungan Leningrad. Bertugas di medan rawa dan hutan membuat bergerak menjadi susah namun bisa bertahan dengan mudah.
Tiger-Tiger ini rata-rata dibuat untuk bentuk medan front timur jadi dahulu lebih banyak Tiger I di Front Timur dibandingakan dengan yang berada di Front Barat maupun di Utara Afrika.

     Di Front timur juga Tiger I menunjukkan kegagahannya namun tak terlalu lama, karena banyak versi-versi awal Tiger I ini banyak yang mogok dan tertangkap oleh pihak soviet yang mana akhirnya soviet mempelajari Tiger I ini dan mempersiapkan tank baru yang dapat menandingi tank Tiger ini.
Sedangkan di Front Afrika Utara Tank Tiger kali pertama bertugas saat Kampanye Tunisia Pada Awal Desember 1942.

     Awal bulan Juli1943, sebuah Tank Tiger yang di komandani oleh SS-Oberscharführer Franz Staudegger dari plaoon ke-2, kompi panzer 13, Divisi Panzer SS Leibstandarte Adolf Hitler menyerang 50 gerombolan T-34 di wilayah Psyolknee (selatan front Pertempuran Kursk). Staudegger mengkalim telah menghantam sekitar 22 tank dengan menghabiskan seluruh pelurunya dan sisanya ada yang mundur dan di tembak oleh para anak buahnya. untuk itu dia mendapatkan mendali Knight's Cross of the Iron Cross. Banyak komandan Tank Tiger mengklaim telah menghantam lebih dari 100 tank di medan perang, salah satunya including Kurt Knispel ada 168, Otto Carius sekitar 150 keatas, Johannes Bölter lebih dari 139, dan Michael Wittmann ada 138.

Sang Legenda Ju87 StuKa

     Sturzkampfflugzeuge atau Stuka (pesawat pembom tukik) yang kemudian disandang oleh pembom berukuran kecil milik Luftwaffe (AU Jerman), Junkers Ju 87. Dibuat pada masa jeda perang (1935).

     Istilah pembom tukik, dimana pesawat melakukan gerakan tukik dan membom (dive and bombing), sebenarnya sudah tercetus dalam masa PD I. Bahkan, disebutkan, para perancang Jerman sebenarnya mempelajari teknik ini dari Angkatan Laut Amerika yang akhirnya diwujudkan dalam sayembara tahun 1933 dan dimenangkan Junkers Ju 87 Stuka (1935). Junkers sendiri sebenarnya mulai mengotak-atik teknik membom tukik ini tahun 1920, yakni dengan mengeluarkan pembom bersayap ganda K-47, yang duabelas buah diantaranya pernah dijual ke Cina (1928). 

     Sekilas mirip pesawat tempur pada zamannya yang condong ringan dan praktis. Tapi banyak yang mengatakan bentuk pesawat ini jelek dan tidak lincah. Dengan mesin Jumo 210 Ca (versi Anton) berkekuatan 640 Tenaga Kuda, kecepatan terbangnya pun lambat, hanya 285 km/jam. Senjata pertahanannya juga terbilang minim. Yakni satu senapan MG 17 kaliber 7,92 mm di sayap. Dalam beberapa hal, satu senapan manual MG 15 kaliber 7,92 mm digunakan gunner (penembak) di kokpit belakang.

     Salah satu versinya adalah versi G (Gustav) senjata ini diganti dengan sepasang kanon Flak 18 (BK 3,7) 37 mm, 12 peluru. Maka jadilah Ju 87G sebagai pembom dan penghancur tank yang mujarab. Oleh karenanya, julukan sebagai Kanonenvogel atau Canonbird maupun Panzernacker (pembelah tank) disandang pula oleh pembom yang masuk ke jajaran kekuatan udara Luftwaffe tahun 1937 ini.

     Versi lain misalnya adalah Stuka model C (Clara) yang dibuat untuk mengisi kapal induk Graf Zeppelin. Pembom ini dilengkapi tail hook (pengait tali), sayap lipat (folding wing) dan kemampuan batang roda yang jettisonable (bisa dilepaskan) untuk pendaratan (ditching) di laut. Namun versi ini hanya 12 unit saja dibuat, menyusul dihentikan pengembangan kapal induknya. Versi lain adalah pembawa bom torpedo yakni Ju 87D (meski dalam kenyatannya fungsi pembom torpedo ini masih jauh lebih baik dilaksanakan oleh pesawat berkemampuan terbang lebih cepat dan berkapasitas muatan besar yakni Henschel He 11H dan Ju 88A). Versi jarak jauh Ju 87R dengan penambahan kapasitas fuel tank serta versi latih Ju 87H.

     Versi Berta dikembangkan dalam beberapa versi lain. Misalnya versi Trop yang digunakan oleh korp Afrika. Versi B juga digunakan di Front Timur oleh negara lain yakni Slovakia, Rumania, Bulgaria, Hungaria dan oleh Regia Aeronautica Italia.

     Selepas versi A penambahan kemampuan senapan ditingkatkan. Yakni dengan pemasangan dua senapan mesin Rheinmetall MG 17 7,92mm, kanon 20mm MG 151/20 (Ju 87D-5, D-8), dan kapasitas bom yang lebih dari satu ton. Begitupun dengan penggantian mesinnya agar menambah kecepatan terbang.


Peluit kematian

     Oleh karenanya banyak sejarahwan penerbangan kagum dan menggolongkan pembom buatan firma Junkers Jerman ini sebagai yang legendaris. Bila di udara ibarat sebuah predator yang mengerikan. Jalannya yang pelan tiba-tiba bisa berubah menjadi sebuah tukikan burung besi yang mengantarkan bom-bom SC 250 kg sambil melengkingkan suara khas, "peluit kematian" dari terompet Jerricho yang dipasang para penerbangnya di batang roda utama. Tentara musuh yang menjadi sasaran hanya terbengong-bengong sebelum menyadari makhluk aneh baru di angkasa.


     William Green dengan mengatakan Stuka sebagai "An evil looking machine with something of the predatory bird in its ugly contours." Selain itu, dalam buku Warplane of the Luftwaffe (1994) disebutkan, Junkers Ju 87 adalah pesawat yang menenggelamkan kapal dan tank terbanyak dalam sejarah PD II untuk semua jenis pesawat. Kecuali tidak menyaingi Ilyushin Il-2 Shturmovik buatan Soviet. Dapat dimaklumi memang, karena Il-2 merupakan pesawat yang diproduksi terbanyak dalam sejarah yakni sekitar 35.000 sementara Stuka hanya dibuat sejumlah 5.700 buah saja. 

     kisah pertama dari Ju 87 dimulai manakala pembom ini ditugaskan AU Jerman dalam legion condor untuk menyokong kekuatan front Nasionalis dalam Perang Sipil (civil war) di Spanyol (1936-1939). Dalam ajang perang melawan pasukan tentara sosialis Republik sayap kiri yang ditopang kekuatan Uni Soviet ini, Ju 87 membuka cakrawala baru diantara seliweran pesawat tempur di udara seperti Heinkel He 51, Fiat CR.32, Messerschmitt Bf 109D (Nasionalis), Hawker Fury, Polikarpov I-16 (Republik) maupun pembom lain yakni Savoia Marchetti, Junkers Ju 52/3m (Nasionalis) dan Tupolev SB-2 (Republik). Tentara Republik berhasil dipukul mundur, dan nama Stuka melambung ke permukaan. 




salah satu video dan lagu dari ju 87 StuKa
 


Ada kemenangan, ada kekalahan. Namun dalam PD II Ju 87 Stuka tentu adalah fenomena tersendiri. Apalagi pembom ini dikenang sebagai pembom legendaris. Berkaitan langsung atau tidak, pembom ini disebut-sebut mengilhami pembuatan pesawat serang darat penghancur tank A-10 Thunderbolt (Warthog) milik AS, yang kejayaannya sempat kita saksikan dalam Perang Teluk 1991.